DIterima S2 IPB


Akhir Juli ini, saya mendapatkan informasi diterima seleksi di pasca sarjana IPB. Sebagai syarat selanjutnya, saya harus menyampaikan berkas asli ke panitia pada minggu pertama Agustus.

Puji syukur ke hadirat Allah, akhirnya saya dapat diberikan kesempatan untuk melanjutkan studi lagi lagi. Kepercayaan ini tentu tidak boleh saya sia-siakan, harus diselesaikan dengan penuh tanggung jawab.

Ketika pengumuman kelulusan itu diumumkan dan nama saya masuk menjadi salah satu calon mahasiswa yang diterima. Seketika, saya terdiam dan merenung. Apa rencana terbaik Tuhan buat Saya lagi? Kenapa saya diberikan amanah ini? dan berbagai pertanyaan lain yang terus saya lontarkan dari dalam diri. Kebiasaan merenung dan mempertanyakan diri ini sedianya menjadi kebiasaan saya apabila mendapatkan kondisi apapun. Ini untuk menguatkan niat dan berupaya memurnikan tujuan.

Lantas, pikiran saya terbang beberapa saat ketika saya ditanya Istri sebelum berangkat menunaikan ibadah Umrah pada bulan Maret 2019. Apa yang akan di doakan disana? Sebuah pertanyaan yang sebenarnya tak lantas saya jawab karena ini cukup menohok. Apakah layak seorang hamba yang telah banyak diberikan berbagai nikmat kehidupan, harus meminta lagi? Apakah tak cukup nikmat yang telah diberikan Tuhan kepada kita. Seperti halnya Syurga, apalah layak kita menerimanya? hamba yang berlumur dosa yang tak pandai bersyukur ini. Namun kita pun tak sanggup apabila ke Neraka -seperti bait nasyid Raihan-. Pertanyaan itu, lantas saya renungi dan terus saya renungi..

Hingga akhirnya, entah kenapa pertanyaan itu muncul kembali ketika diri yang penuh dosa ini akhirnya diberikan kesempatan untuk kali pertama menginjakkan kaki ke Tanah Haram, Mekah dan Madinah. Pertanyaan itu seperti menggelegar hingga nafas sedikit terengah. Dan lagi, saya hanya mengelus dada, apakah layak hamba penuh dosa yang telah banyak diberikan berbagai kenikmatan ini terus meminta? 

Dan, satu persatu Engkau kabulkan doaku..

فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
“Maka Nikmat Tuhan-mu yang manakah yang ”Kamu Dustakan’?”

Suasana Kuliah S3

Umumnya, orang akan membayangkan suasana perkuliahan program Doktoral atau Strata Tiga itu menyeramkan. Faktanya, justru suasananya lebih sa...