Teruntuk Anakku,
Entah harus bagaimana aku bersyukur ke gusti Allah. Tepat beberapa hari setelah engkau berumur 5 bulan, aku merasakan detak jantung kecilmu. Kaget bercampur kagum, akhirnya aku bisa merasakannya secara langsung. Beberapa waktu sebelumnya, memang jantungmu sudah berdetak. Tapi sangat kecil suaranya, sehingga belum bisa terdengar olehku.
Thank you Allah. Sejak kemarin, tepat setelah my baby kurasakan detak jantungnya, senang rasanya menempelkan telinga ini di atas perut istriku. Ada seorang manusia yang hidup dalam perut ini. Puji syukur ke hadiratmu, kadang terlintas pertanyaan bagaimana dengan seorang ibu yang melahirkan anak yang sampai kembar delapan. Subhanallah. Pasti kalau diperiksa dengan alat khusus, dalam perut ibu itu ada delapan jantung yang berdetak. Wah wah seru mungkin, kalau telinga ayahnya ditempel ke atas perut ibu itu, banyak detak jantung yang bisa ia rasakan. Aku pun demikian, satu detak jantung saja sudah dibuat kagum, apalagi banyak.
Catatan ringan dari setiap perjalanan. Sekedar mengasah pena agar tak hilang ditelan waktu.
Tampilkan postingan dengan label Baby. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Baby. Tampilkan semua postingan
Langganan:
Postingan (Atom)
Suasana Kuliah S3
Umumnya, orang akan membayangkan suasana perkuliahan program Doktoral atau Strata Tiga itu menyeramkan. Faktanya, justru suasananya lebih sa...

-
Bandung, 1 Maret 2010 [ketika perjalanan adalah energi untuk terus bergerak] “ Singsingkan lengan baju, hadapi lawan,..dst ”, bagian lagu in...
-
Umumnya, orang akan membayangkan suasana perkuliahan program Doktoral atau Strata Tiga itu menyeramkan. Faktanya, justru suasananya lebih sa...
-
Bandung, 16 Februari 2010 Kesederhanaan. Itulah hikmah dibalik film berjudul Bengkel Bang Jun karya Chaerul Umam. Malam itu (selasa, 16/02) ...
-
Jum’at, 12 Februari 2010 Ditulis sebagai pengalaman pribadi waktu mengikuti Konferensi Nasional Anggaran Daerah pada 1-5 Februari di Hotel P...