Tampilkan postingan dengan label Indonesia. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Indonesia. Tampilkan semua postingan

Siapakah Ormas yang "Anarkis" ?

Oleh : Ramlan Nugraha

Ormas "anarkis", demikian kira-kira tema hangat yang beredar di masyarakat beberapa minggu ini. Media dengan sangat 'militannya' berlomba mempublish segala hal terkait dengan keanarkisan ormas yang disorotnya. Hangatnya masalah ini berawal dari disergapnya beberapa pengurus teras DPP Front Pembela Islam (FPI) di Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Rencananya keberangkatan mereka kesana dalam rangka melantik pengurus wilayah sekaligus menghadiri acara maulid nabi. Namun apa mau di kata, belum juga turun dari pesawat, ratusan masyarakat bersyal merah -yang mengaku sebagai aliansi masyarakat Dayak- sambil mengacung-acungkan senjata khas mereka sudah menghadang tepat di bandara. Mereka menolak kedatangan FPI di daerahnya sekaligus menantang seolah-olah siap menghabisi para pengurus teras FPI itu.

Seolah tak mau ada resiko, akhirnya pesawat tidak jadi mendarat di Palangkaraya. Orang-orang yang bersenjatakan badik pun bersorak sorai, tanda kemenangan berada di tangan mereka. Berita pun menyebar dan menjadi sorotan khusus baik di media elektronik maupun cetak. Isi pemberitaan tak lain adalah penolak masyarakat Dayak Kalteng terhadap kedatangan FPI karena dianggap FPI adalah ormas anarkis. Demikian kira-kira mayoritas yang disampaikan media kepada publik. Kronologis kejadian tersebut pun tidak disampaikan kepada publik, namun yang menjadi isu sentral adalah tentang penolakan masyarakat terhadap FPI.

Wakil Ketua DPD RI La Ode berpendapat bahwa FPI dalam hal ini justru yang menjadi korban. Kedatangan mereka malah dihadang sekelompok orang dengan bersenjatakan badik. Pernyataan resmi DPP FPI pun tegas mengatakan bahwa Gubernur Kalimantan Tengah, Teras Narang SH adalah otak dibalik semuanya. Orang-orang yang ada di bandara pun adalah preman dan orang bayaran yang disuruh oleh Teras Narang beserta kroni-kronimya. DPP FPI pun akhirnya melaporkan Teras Narang Cs ke Mabes Polri.

Definisi Anarkisme

Pemberitaan media dengan terang-terangan mengatakan bahwa anarkisme adalah kekerasan, kekerasan adalah anarkisme. Namun mengutip artikel dari http://hidayatullah.com/read/20877/28/01/2012/antara-punk,-anarkisme-dan-islam.html bahwasanya hal itu tidak sesuai dengan definisi menurut para pemikir dan pencetusnya sendiri. Berikut beberapa kutipannya :

ANARKISME, merupakan sebuah konsep pemikiran yang sering melekat pada siapapun yang berada dalam komunitas atau sub-culture punk. Menurut sejarahnya, punk muncul karena adanya penindasan dan ketidakadilan pemerintah Inggris ketika awal tahun 70-an. Gerakan itu juga ditengarai munculnya band-band seperti Sex Pistols, The Clash, The Damned, dan masih banyak lagi. Sampai akhirnya diikuti dengan muncul gerakan punk gelombang kedua pada awal tahun 80-an di Eropa dan Amerika. Pada gelombang ini, punk muncul dengan pemikiran anarkisme yang lebih kritis. Kita bisa mengetahuinya dalam sikap dan pemikiran band-band punk seperti Crass, Conflict, Discharge, MDC, Dead Kennedys dan masih banyak lagi.

Namun bukan definisi anarkisme bentukan media massa yang sedang saya bahas di sini, namun definisi anarkisme yang diakui oleh para pemikir dan pencetusnya sendiri. Karena media massa sering mengartikan secara sempit, yaitu: kekerasan adalah anarki, anarki adalah kekerasan. Salah satu pemikir anarkis yang membantah keterkaitan anarkisme dengan kekerasan adalah Alexander Berkman, dalam pengantar tulisannya yang berjudul :

“What is Communist-Anarchism?”:
“Therefore I must tell you, first of all, what Anarchism is not.
It is not bombs, disorder, or chaos.
It is not robbery and murder.
It is not a war of each against all.
It is not a return to barbarism or to the wild state of man.
Anarchism is the very opposite of all that.
Anarchism means that you should be free; that no one should enslave you, boss you, rob you, or impose upon you.”
Menurut Rudolph Rocker, seorang pemikir anarkis asal Jerman, dalam bukunya yang berjudul “Anarkisme & Anarko-Sindikalisme”, anarkisme merupakan arus intelektual, dan filsafat yang menyokong permusnahan monopoli ekonomi kapitalis. Menurutnya, anarkisme bukanlah ide utopia hasil dari pemikiran imajinatif seseorang, tapi merupakan kesimpulan logika dari penelitian tentang kebobrokan sistem sosial yang ada saat ini (Rocker, 2001: 21).
Salah kaprah definisi anarkisme merupakan sesuatu yang disengaja. Referensi akademik seolah menempati nomor sekian ketika kepentingan polotik dan rating di atas segalanya. Hal inilah yang menyebabkan banyak terjadinya kekisruhan internal dalam negara ini. Karena kalau berbicara fakta, masyarakat kita menjadikan media massa sebagai rujukan utama dalam hidupnya.

Jadi berdasarkan definisi para pencetusnya, siapakah yang tergolong ormas Anarkis?? Jadi jangan dulu nuduh ini anarkis itu bukan, kalau definisi awalnya saja belum tahu. Dan satu hal lagi, anarkis itu bukan kata sifat tetapi kata benda. Lihat kamus besar Bahasa Indonesia, arti anarkis itu penganut faham anarkisme. Jadi kagak nyambung tuh media yang ngomong ini dengan kata sifat.

Nyalakan Kembali Suluh Api Perjuangan Pemuda dan Rakyat !



“Resapi kembali ajaran keberanian, kebenaran dan keadilan.

Karena kamu akan dipanggil kembali untuk memimpin

bangsa-bangsa di dunia.”

(Muhammad Iqbal)



Gemuruh agenda perubahan sudah ditabuh dengan kencang di negeri ini. Jikalau kemarin rakyat Thailand sudah berhasil menumbangkan pemerintahannya, lantas pertanyaannya bagaimana dengan Indonesia ? Jangan apologi dengan jawaban bahwa disana kekuatan militer mendukung partai oposisi sehingga membuat perubahan cepat terjadi, sedangkan disini tidak. Militer memang menjadi kekuatan tersendiri dalam mempengaruhi kekuasaan. Tapi yang jelas, kekuatan pemuda, mahasiswa dan rakyat harus kita nyalakan kembali demi perubahan yang berarti di negeri ini, bukan sekedar basa-basi tanpa bukti konkret.


Signifikansi Perubahan


Agenda reformasi yang membuka keran perubahan bagi segala aktivitas demokrasi mengalami jalan berliku karena ulah partai politik yang sekedar hidup mencari kekuasaan an sich. Kita jenuh dengan segala istilah masa transisi demokrasi karena akhirnya transparansi hanya sekedar lips service para pemain dagelan yang hanya ingin dianggap berjasa oleh rakyat.

Arena konsolidasi di masa ini hanya untuk berbagi kue kekuasaan saja tanpa diiringi signifikansi perubahan yang berarti. Buktinya pemerintah hari ini tidak bisa menjamin kesejahteraan masyarakatnya, program Bantuan Langsung Tunai (BLT) bukan memberikan masa depan yang cerah bagi masyarakat tapi malah ajang pembodohan semata.

Permasalahan utama terletak pada perubahan yang dilakukan tidak berjalan sesuai dengan agenda reformasi. Mayoritas kebijakan pemerintah tidak sejalan dengan keinginan rakyat, terutama pada isu-isu strategis sektoral kehidupan rakyat. Perbedaan cara pandang (world view) antara kepentingan rakyat dan partai seolah semakin renggang.


Nyalakan Kembali Suluh Api


Robert Putnam (1993) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa kinerja ekonomi dari komunitas secara langsung berkorelasi positif dengan tingkat kegiatan masyarakat madani. Pembangunan politik yang bertujuan untuk membuka ruang publik yang selebar-lebarnya bagi masyarakat ternyata harus diimbangi dengan pembangunan ekonomi yang sehat. Kesejahteraan memegang peranan penting dalam menstabilkan kehidupan rakyat. Krisis global yang terjadi di Amerika Serikat akhir-akhir ini sangat berpengaruh besar terhadap kondisi perekonomian Indonesia. Dampak dari krisis ini tidak saja membuat meningkatnya angka pengangguran disebabkan karena banyak perusahaan yang collaps tapi ternyata hal yang lebih penting adalah ikhtisar dari ini semua bahwa perekonomian kita masih berkiblat pada Amerika Serikat.

Perubahan radikal dan tegas untuk melaksanakan agenda reformasi ternyata tidak berani dilakukan oleh pemerintah. Kekuatan sektor non-pemerintah sebagai salah satu basis kekuatan masyarakat harus bersatu padu untuk kembali menegaskan tentang rel reformasi yang selama ini telah melenceng. Tidak ada pilihan lain, saatnya nyalakan kembali suluh api perjuangan pemuda dan rakyat !


Wallahu’alam bishshawab






Ramlan Nugraha, Lahir pada 31 Mei 1986 di Purwakarta, Jawa Barat. Penggiat Vocational Education ini masih menempuh pendidikan di Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Bandung. Sejak 2004, bergabung dengan Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI). Sekarang diamanahi sebagai Sekretaris Umum KAMMI Daerah Bandung.

Suasana Kuliah S3

Umumnya, orang akan membayangkan suasana perkuliahan program Doktoral atau Strata Tiga itu menyeramkan. Faktanya, justru suasananya lebih sa...