Membangun Tim Dinamis

Bandung, 24 Maret 2010


Kita sadar betul, mengubah sekumpulan individu menjadi tim yang dinamis diperlukan upaya secara sadar dan serius. Pertanyaannya adalah apakah frekuensi anggota tim semua sama. Sadar dan serius?

Tim yang dinamis itu dibangun oleh tiga kekuatan: kinerja tinggi, percaya diri dan saling tergantung. Memiliki kinerja tinggi bukan hanya milik seorang pemimpin, ataupun sebaliknya. Karena menjadi pemimpin seenak perut bisa menyuruh kesana kemari. Pengertian berkinerja tinggi yaitu bagaimana tim memanfaatkan energinya untuk menghasilkan sesuatu. Setiap anggota menyadari kekuatannya dan menggunakannya untuk mencapai tujuan. Akan susah kalau kita saling mengandalkan, padahal sebenarnya kita punya kemampuan.

Ada anggota yang kesulitan keuangan, bukan hanya urusan pribadi melainkan juga tim harus membantu. Ketika salah seorang anggota keluarga tim sakit dan harus dirawat, maka secepat kilat anggota tim yang lain harus membantu. Ikatan yang terjalin bukan sekedar karena amanah organisasi, tapi adanya kesadaran bahwa kita harus menjadi tim sejati. Kesimpulannya sederhana. Tim yang dinamis adalah tim yang para anggotanya saling membantu satu sama lain, saling memberi umpan balik, dan saling memotivasi.

Membuat keputusan secara objektif. Ini merupakan satu karakter utama dari tim yang dinamis. Bagaimana tim memiliki pendekatan yang mantap dan proaktif untuk memecahkan masalah serta membuat keputusan. Keputusan dicapai melalui konsensus, setiap orang harus “bisa menerima” keputusan tersebut dan bersedia mendukung. Ingat, akan sangat berbahaya terutama bagi seorang pemimpin apabila dia mengambil keputusan tanpa sepengetahuan anggota tim. Hal ini mungkin akan terjadi kalau pemimpin tersebut masih saja menganut faham diktator atau feodal karena manut akan titah sang atasan. Pemimpin seperti ini harus diingatkan, Karena seringkali berjalan sendiri.

Setiap anggota merasa bebas untuk mengungkapkan perasaannya terhadap suatu keputusan. Anggota tim memahami dengan jelas dan menerima semua keputusan, serta bersedia mengikuti (mendukung) rencana yang ditetapkan.

Tujuan akhirnya adalah bagaimana menjadi tim sejati. Tim sejati bukanlah tim yang memliki pemain jagoan yang sanggup memasukkan bola ke keranjang setiap kali melakukan lemparan. Tim semacam itu mungkin bisa memenangkan pertandingan, tetapi berapa lama? Dalam tim sejati, seluruh pemain bisa bermain secara kompak, dengan posisi yang tepat, dan secara konsisten memenangkan pertandingan sebagai upaya bersama tim[]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Suasana Kuliah S3

Umumnya, orang akan membayangkan suasana perkuliahan program Doktoral atau Strata Tiga itu menyeramkan. Faktanya, justru suasananya lebih sa...