BANJIR BALE ENDAH

Selasa, 23 Februari 2010


Hujan yang terus menerus akhirnya kembali menelan korban. Bukan menyalahkan sang pemilik alam, tetapi menyalahkan diri sendiri bahwa kita (manusia, red) belum bisa menjaga amanah alam yang telah diberikan.

Senin kemarin (22/02) saya dan beberapa teman berangkat ke Posko KAMMI di Bale Endah, Kabupaten Bandung. Kami kesana dalam rangka bertemu dengan teman-teman KAMMI yang dengan sukarela menjadi tenaga relawan untuk menghibur anak-anak korban banjir. Pasca meluapnya sungai Cieunteung pada Jum’at (19/02) sekitar 2000 orang mengungsi karena rumahnya menjadi tergenang banjir. Pada bencana kali ini, KAMMI fokus pada trauma healing anak-anak. Lebih dari 50 orang anak usia 5-10 tahun masih ditangani teman-teman lewat Taman Pendidikan Al Quran (TPA) yang sengaja dibentuk. Sekolah tempat mereka berdiri pun sampai sekarang belum bisa aktif. Sementara orang tua mereka tinggal di beberapa tempat yang disediakan pemerintah seperti gedung olah raga dan gedung juang serta di kantor DPC PDIP Kabupaten Bandung.

Banjir yang sudah menjadi agenda tahunan ini merupakan hal yang harus segera ditangani oleh pihak Kabupaten maupun Provinsi. Sungai Cieunteung yang melewati beberapa Kabupaten merupakan tugas Provinsi dalam hal pengaturannya. Sementara itu Satkorlak Kabupaten pun seperti biasa masih terlihat kurang sigap dalam proses penanganan bencana, terutama dalam pengaturan logistik.

Teruntuk saudaraku yang terkena musibah banjir, bersabarlah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Suasana Kuliah S3

Umumnya, orang akan membayangkan suasana perkuliahan program Doktoral atau Strata Tiga itu menyeramkan. Faktanya, justru suasananya lebih sa...