Oleh : Ramlan Nugraha
Ketua Dept. Kebijakan Publik KAMMI Wilayah Jawa Barat
Beberapa pelanggaran pemilu di lapangan seringkali disebabkan oleh faktor keawaman masyarakat. Akhir-akhir ini, temuan di daerah Subang, Majalengka dan Indramayu, pelanggaran dilakukan oleh Partai Damai Sejahtera (PDS). Meskipun kampanye terbuka belum dimulai tapi mereka membagi-bagikan sembako pada momen-momen tertentu, khususnya perayaan hari besar Islam. Dengan menggunakan kopiah, kerudung, dan pakaian layaknya seorang muslim mereka mengelabui masyarakat untuk memilih partai mereka.
Bukan hanya itu saja, faktor kapasitas intelektual para wakil rakyat pun menjadi persoalan pada hari ini. Ada satu kasus menarik di Binong, Kota Bandung yang terjadi beberapa pekan lalu. Seorang caleg nomor urut 3 DPR RI dari partai besar di Jawa Barat harus di-BAP gara-gara melakukan pemukulan kepada salah seorang tim sukses sesama partainya sendiri. Persoalannya sepele, ketika si caleg beserta anak buahnya sedang melakukan safari pemasangan atribut, tiba-tiba mereka melihat seseorang memasang spanduk caleg dari Partai yang sama dengan menutup spanduk mereka. Kejadiaannya cukup cepat, si caleg dkk tanpa basa-basi langsung menggusur dan memukuli rame-rame si pemasang spanduk tersebut. Persoalan yang klasik pada zaman kiwari ini, bukan hanya gontok-gontokan antar partai, tapi sesama partai pun main sikut sana-sini.
Menjelang dimulainya masa kampanye terbuka (16/3) pesan yang ingin kita sampaikan adalah bagaimana kampanye bisa berjalan dengan bersih dan mencerdaskan. Bersih dalam artian, proses kampanye berjalan sesuai dengan peraturan yang telah dibuat. Semua pihak harus melaksanakan aturan yang telah disepakati. Mencerdaskan yang berarti bahwa kampanye harus memberikan pendidikan politik cerdas bagi masyarakat dan para simpatisannya. Hal-hal yang substanstif kadang-kadang dikesampingkan, tetapi hal-hal yang berbau kesenangan, hiburan semata sering menjadi agenda utama parpol maupun caleg.
Turunan dari kampanye bersih dan mencerdaskan tentu tidak sekedar pada proses kampanyenya saja. Tetapi pada hakikatnya pengarahan pada sebuah frame berpikir masyarakat agar memilih parpol ataupun caleg yang bersih, berkualitas dan pro rakyat. Pewacanaan parpol dan politisi busuk juga harus terus dimasifkan sebagai salah satu wahana pemikiran untuk mengungkap kondisi yang sedang terjadi.
Momentum aksi yang akan dilaksanakan serentak di 6 (enam) daerah di Jawa Barat antara lain di Bandung, Cirebon, Garut, Sukabumi, Sumedang dan Tasikmalaya rencananya akan kita laksanakan pada Jum’at besok (13/3). Aksi ini sangat tepat kiranya, karena dilakukan menjelang masa kampanye terbuka dimulai. Target kita tetap, bagaimana menjadikan semua tahapan dalam pemilu kali ini mengikis habis para pengkhianat rakyat. Rakyat harus tahu, mana parpol bersih dan mana parpol busuk, rakyat juga harus tahu, mana caleg bersih dan mana caleg busuk. Saatnya kita bangun Jawa Barat dengan komitmen untuk menjadikan pemilu kali ini lebih berkualitas. Mari sama-sama kita ajak seluruh elemen masyarakat untuk bergabung dalam barisan ini.
Wallahualam bishshswab.
Singsingkan lengan baju,
Singkirkan Parpol dan Politisi Busuk
di Jawa Barat !!
Catatan ringan dari setiap perjalanan. Sekedar mengasah pena agar tak hilang ditelan waktu.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Suasana Kuliah S3
Umumnya, orang akan membayangkan suasana perkuliahan program Doktoral atau Strata Tiga itu menyeramkan. Faktanya, justru suasananya lebih sa...
-
Bandung, 1 Maret 2010 [ketika perjalanan adalah energi untuk terus bergerak] “ Singsingkan lengan baju, hadapi lawan,..dst ”, bagian lagu in...
-
Rabu, 31 Maret 2010 Tepat di akhir bulan ini saya mendaftarkan diri untuk mengikuti tes PTESOL (Profiency Test of English to Speakers of Oth...
-
Jum’at, 12 Februari 2010 Ditulis sebagai pengalaman pribadi waktu mengikuti Konferensi Nasional Anggaran Daerah pada 1-5 Februari di Hotel P...
-
Akhir Juli ini, saya mendapatkan informasi diterima seleksi di pasca sarjana IPB. Sebagai syarat selanjutnya, saya harus menyampaikan b...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar