Terciderainya Mahkamah Konstitusi

Amar putusan Mahkamah Kehormatan Mahkamah Konstitusi yang ditunggu-tunggu masyarakat Indonesia akhirnya telah dibacakan. Dalam pengambilan keputusan, berkali-kali Prof Jimly menyebutkan telah terjadi pelanggaran berat etik yang dilakukan para Hakim konstitusi. Adanya kebocoran hasil RPH kepada publik menjadi salah satu poin yang dibacakan. Pada akhirnya, MKMK memutuskan memberhentikan ketua MK akibat pelanggaran berat etik yang dilakukannya. Para hakim yang lain juga diputuskan melakukan pelanggaran secara kolektif. Dengan itu, mereka akan dikenai teguran lisan saja. 

Mahkamah Kehormatan MK juga memberikan batas waktu 2X24 jam agar delapan hakim MK memutuskan ketua MK yang baru. Anwar Usman, didorong untuk segera mengundurkan diri agar tidak terlibat dalam proses pengambilan keputusan di MK. 

Dari peristiwa ini, kita sangat sedih karena para Hakim Konstitusi yang diharapkan menjadi para penjaga konstitusi atau the guardian of law telah melakukan pelanggaran etik. Mereka seharusnya menjadi teladan dan contoh bagi masyarakat. Terlebih, posisi dan kewenangan Mahkamah Konstitusi yang memberikan putusan final dan mengikat. Tidak ada lagi banding, setelah putusan dari MK. 

Meminjam pendapat Bertens (1989), etika seharusnya difahami sebagai nilai-nilai yang menjadi pegangan, baik bagi individu maupun organisasi dalam menjalankan perilakunya. Nilai-nilai ini kemudian harus dipraktikan karena dapat difahami sebagai bentuk penilaian etis atas suatu tindakan politik dan pemerintahan (Thomson, 1997). Etika akan berbicara tentang suatu perilaku benar atau salah dalam relasi antar manusia (Graham, 2010).

Akhirnya, cedera, bisa pulih namun perlu proses. Apakah itu singkat atau sebaliknya. Tergantung jenis cederanya. Sejatinya, itu akan dipengaruhi banyak faktor. Siapa dokter yang menanganinya, jenis obat yang diberikan, hingga mental apakah si pemain mau pulih kembali. Dan tentu, apakah si pemilik modal mau memainkannya pasca pulih? atau jangan-jangan, si pemain tidak cedera. Hanya dibuat-buat, karena ada pemain lain yang mau bermain di posisinya. 

Sungguh, kita dibuat bingung hari ini.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Suasana Kuliah S3

Umumnya, orang akan membayangkan suasana perkuliahan program Doktoral atau Strata Tiga itu menyeramkan. Faktanya, justru suasananya lebih sa...