PELATIHAN ANGGARAN BAGI CSO



SEKILAS PELATIHAN


Pelatihan anggaran dilaksanakan pada hari Selasa-Kamis, 12-14 Desember 2012 bertempat di Balai Pelatihan Dinas Pertanian Kabupaten Sorong Selatan, Jalan Teminabuan Ayamaru Kp. Wernas Distrik Teminabuan Sorong Selatan, Papua Barat.Jumlah peserta adalah 22 orang terdiri dari 16 laki-laki dan 6 perempuan.



A.     Proses Hari Pertama

Hari pertama diawali dengan agenda pembukaan oleh panitia lokal. Acara dimulai pukul 10.00 WIT. Narasumber yang memberikan sambutan yaitu dari BAPPEDA Sorong Selatan, Distrik Fasilitator AIPD dan DF PATTIRO Sorsel. Narasumber dari BAPPEDA menyampaikan bahwa pemerintah setempat sangat mendukung pelatihan yang diadakan oleh PATTIRO bekerja sama dengan Ausaid. Dengan pelatihan ini diharapkan para peserta bisa bekerja sama dengan pemerintah dalam membangun Sorong Selatan yang lebih baik. 

Perwakilan dari AIPD menjelaskan bahwa program ini terlaksana berkat kerja sama pemerintah Australia dan Indonesia dalam hal desentralisasi. Program ini dirancang untuk memperkuat implementasi desentralisasi di Indonesia dengan cara meningkatkan kapasitas CSO dalam hal anggaran. Hal serupa juga disampaikan DF PATTIRO Sorong Selatan bahwa posisi PATTIRO dalam program AIPD ini sebagai mitra kerja di 5 Provinsi dan 20 Kabupaten di Indonesia. PATTIRO telah mengembangkan modul pelatihan tentang advokasi anggaran bagi CSO dengan tujuan sebagai bahan panduan bagi pelatihan anggaran. Dengan modul tersebut diharapkan bisa meningkatkan peran strategis CSO dalam setiap proses perencanaan dan penyusunan anggaran di daerah.   

1.        Mengawali Pelatihan

Sebelum mengawali sesi ini, tempat duduk peserta dibuat menyerupai huruf U. Hal ini untuk memudahkan peserta berinteraksi dengan fasilitator dan peserta lainnya. Setelah itu, fasilitator memulai pelatihan dengan sesi perkenalan seluruh peserta dan panitia. Para peserta memperkenalkan nama dan asal lembaganya. 

Setelah selesai sesi perkenalan, fasilitator lalu menyampaikan materi yang akan disampaikan selama proses pelatihan. Materi ditampilkan oleh projector dalam bentuk lingkaran menyerupai sebuah siklus. Setelah membacakan singkat materi-materi tersebut, fasilitator lalu mengajak peserta menuliskan harapan dan kekhawatirannya dalam pelatihan yang akan dilakukan. Dibantu co-fasilitator, harapan dan kekhawatiran dari semua peserta ditempelkan dan dibacakan satu persatu. Pun demikian dengan tata tertib selama pelatihan. Salah satu poin kesepakatannya yaitu acara berakhir setiap hari pukul 15.30 WIT. Hal ini dikarenakan jadwal rutin mayoritas peserta setiap sore untuk mempersiapkan acara di gereja. Acara tersebut sebagai persiapan menghadapi pelaksanaan hari natal.

Pada bagian terakhir sesi mengawali pelatihan, sebelum istirahat siang peserta mengisi pre test pelatihan. Fasilitator menyampaikan maksud dan tujuan pre test yang terdiri dari 20 soal pilihan ganda. Peserta yang mengikuti tes ini sebanyak 17 orang yaitu 12 laki-laki dan 5 perempuan. Tes dilakukan selama 30 menit.

2.      Anggaran dan Pelayanan Publik

Fasilitator mengajak peserta untuk melakukan simulasi konsentrasi. Peserta membentuk lingkaran dan mulai berhitung. Setiap peserta yang mendapatkan kelipatan nomor 7 (tujuh) harus maju selangkah ke depan, kalau tidak peserta tersebut memisahkan diri dari kelompok. Simulasi dilakukan sampai mendapatkan 3 orang yang belum melakukan dengan benar. Reaksi peserta positif karena semua akhirnya mengikuti simulasi dengan konsentrasi. Fasilitator menyampaikan bahwa makna simulasi tersebut yaitu belajar anggaran harus lebih konsentrasi, karena terkait dengan jumlah uang, hitung menghitung dll.

Fasilitator kemudian menjelaskan tentang simulasi selanjutnya yang ada kaitannya dengan pemahaman tentang anggaran yaitu menyusun Anggaran Pendapatan Belanja Keluarga (APBK). Peserta kemudian membagi diri menjadi 4 kelompok. 

Diskusi kelompok dan presentasi simulasi APBK membutuhkan waktu masing-masing 60 menit. Fasilitator dan Co-Fasilitator secara bersama-sama mendampingi setiap kelompok dalam menyusun APBK. Setelah selesai, perwakilan setiap kelompok menyampaikan hasil diskusinya dan menjawab setiap pertanyaan dari kelompok lain. Simulasi APBK dengan diskusi dan tanya jawab pada setiap kelompok menjadikan suasana pelatihan menjadi aktif. Hampir semua peserta mengemukakan pendapatnya. 

Dalam setiap tanya jawab, fasilitator mengemukakan hal penting yang menjadi substansi materi. Peserta pun diajak mengemukakan kesimpulannya terkait dengan rencana keuangan dalam APBK masing-masing kelompok dengan dampaknya terhadap keluarga dan anggota keluarga. Dengan itu, setiap peserta bisa memahami kaitan antara dampak besar atau kecilnya jumlah pendapatan dan belanja terhadap kondisi keluarga. 
                                                                                                                                                                                           
B.     Proses Hari Kedua

Pada hari kedua, acara dimulai pukul 09.00 WIT. Peserta sudah mulai hadir sebelum acara dimulai karena sebelumnya sudah ada kesepakatan tentang tata tertib dan pembagian ketua kelas. Beberapa peserta berhalangan hadir karena faktor pekerjaan, jauhnya tempat tinggal dan sakit malaria.

3.      Siklus APBD serta Tahapan Perencanaan dan Penganggaran

Fasilitator menyampaikan materi dan kegiatan yang sudah dilakukan pada hari sebelumnya berikut materi yang akan dilaksanakan yaitu tentang siklus APBD serta tahapan dan proses perencanaan dan penganggaran. Kegiatan diawali dengan  membagi peserta menjadi 3 kelompok yaitu kelompok pendidikan, kesehatan dan infrastruktur dasar.

Fasilitator mengajak peserta berdiskusi dengan anggota kelompoknya mengenai permasalahan yang terjadi di setiap sektor, bagaimana tahapan kegiatan perencanaan dan penganggaran yang terjadi di kabupaten Sorong Selatan dan permasalahan dalam proses tersebut.

Tabel 2.1 Daftar Pertanyaan Tahapan Perencanaan dan Penganggaran
Pendidikan
Kesehatan
Infrastruktur Dasar
1.        Apa permasalahan utama yang terjadi di setiap sektor ?
2.       Bagaimana tahapan kegiatan perencanaan dan penganggaran yang terjadi ?
3.       Permasalahan apa yang sering terjadi dalam proses perencanaan dan penganggaran di Kabupaten Sorong Selatan ?

Diskusi dan presentasi dilakukan masing-masing selama 60 menit. Berikut contoh presentasi yang dilakukan oleh kelompok kesehatan.

KELOMPOK KESEHATAN
Ketua        :              Jekson Howay
Anggota   :             Alfrida Asmuruf
               Abraham Mamao
               Ludivina Kosamah



Text Box: Gambar  3 Presentasi kelompok

      Kelompok kesehatan menyoroti masalah tenaga kesehatan di Kabupaten Sorong Selatan yang lebih memilih untuk berada di ibu kota kabupaten. Hal ini menyebabkan masyarakat di kampung-kampung kesulitan menemui mereka. Dalam forum diskusi, salah seorang peserta dari kelompok lain yang berprofesi sebagai perawat mengatakan sebenarnya mereka mempunyai jadwal ke setiap kampung yaitu seminggu dua kali, jadi tidak benar kalau tenaga kesehatan sama sekali tidak mengunjungi kampung-kampung. Namun kemudian, jadwal kunjungan mereka kadang tidak diketahui oleh warga kampung.
 
Mengenai tahapan perencanaan dan penganggaran, kelompok ini menyampaikan di daerahnya kegiatan yang dilakukan yaitu Musyawarah Kampung (Muskam), Musyawarah Distrik (Musdis), Forum SKPD, Muskab, RKPD, KUA PPAS, RAPBD dan APBD. Muskam biasa dilakukan pada Januari, Musdis bulan Februari, Forum SKPD dan Muskab bulan Maret, RKPD bulan April-Mei, KUA PPAS bulan Juni sampai Oktober, RAPBD bulan November dan APBD bulan Desember. Namun yang terjadi sekarang di Sorong Selatan, KUA PPAS baru selesai pada minggu pertama Desember. Khusus pembahasan RAPBD sampai penetapan menjadi APBD di Sorong Selatan berlangsung sangat cepat bahkan paling cepat di Propinsi Papua Barat.

Masalah yang timbul pada proses perencanaan yaitu Musyawarah Kampung (Muskam) hanya melibatkan aparat kampung khususnya kepala dan sekretaris kampung. Masyarakat tidak dilibatkan. Untuk Musdis, masyarakat diundang untuk hadir tapi mayoritas mereka tidak mau ikut Musdis. Hal ini disebabkan tanggapan mereka mengenai hasil Musdis tahun sebelumnya yang belum terealisasi sehingga percuma saja mengikuti Musdis tahun sekarang karena tidak berdampak apa-apa.
Setelah presentasi kelompok selesai, fasilitator membahas materi siklus APBD serta tahapan perencanaan dan penganggaran berdasarkan peraturan yang berlaku. Fasilitator menyampaikan perbandingan antara fakta yang terjadi dengan keadaan seharusnya sesuai dengan Undang-Undang.


4.      Mengenal Struktur dan Analisis APBD

Sebelum memulai materi, fasilitator mengajukan pertanyaan berhadiah kepada peserta. Pertanyannya yaitu pengertian dari APBD. Peserta banyak yang keliru malah menyebutkan singkatannya. Karena tidak ada yang menjawab tepat, fasilitator melanjutkan materi.
Fasilitator membuka materi dengan penjelasan singkat kaitan antara materi sebelumnya dan yang akan dibahas yaitu struktur dan analisis APBD. Setelah itu menyampaikan tentang struktur APBD berdasarkan peraturan yang berlaku. Mengenai analisis anggaran yang dibahas berdasarkan dokumen Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) APBD Kabupaten Sorong Selatan Tahun Anggaran 2011 dan 2012. Dokumen APBD sampai pelatihan ini diselenggarakan belum bisa didapatkan oleh panitia lokal.

Data PPAS APBD tahun anggaran 2011 dan 2012 diperlihatkan kepada peserta melalui projector. Data tersebut diklasifikasikan berdasarkan ringkasan APBD, per urusan pemerintahan, sektor kesehatan, pendidikan, pekerjaan umum dan dana Otonomi Khusus (Otsus).

Setiap kelompok dibagi per-sektor membahas anggaran di bidang kesehatan, pendidikan dan pekerjaan umum. Fasilitator mengajukan pertanyaan mengenai pendapat masing-masing kelompok terkait dengan :
a.      Apakah semua program di masing-masing sektor mewakili kebutuhan masyarakat? Apabila ada yang dianggap tidak, sebutkan nama dan anggaran program tersebut berikut alasannya.

b.      Program apa yang seharusnya ada dan perlu dimasukkan dalam anggaran di masing-masing sektor.

Setiap kelompok berdiskusi dan menyampaikan hasil diskusinya. Dalam sesi ini banyak ditemukan belanja kegiatan yang belum dilakukan selama tahun anggaran berjalan. Sebagai contoh adalah rencana pembangunan kopel guru di salah satu sekolah dekat rumah peserta pelatihan. Peserta tersebut menyebutkan belum ada bangunan atau pondasi kopel di sekolah tersebut. Selain itu peserta pun menemukan anggaran pembangunan jalan yang sebenarnya masih layak tetapi terus diperbaiki. Dalam sesi ini peserta diajak menganalisis apakah anggaran daerah digunakan tepat sasaran dan efisien.


C.      Proses Hari Ketiga

Pada hari ketiga materi yang diberikan yaitu mengenai inovasi daerah dalam perencanaan dan penganggaran serta teknik mengadvokasi. Sesi merencanakan advokasi menggunakan metode diskusi kelompok dan brainstorming dengan pendekatan studi kasus best practice di daerah. Post test dilaksanakan sebelum istirahat siang. Hasil dari post test langsung diumumkan dalam bentuk tabel dan ditampilkan oleh projector. Fasilitator bersama panitia membuat ceremony sederhana dengan memberikan hadiah kepada peserta dengan nilai tertinggi dan peserta dengan persentase perubahan nilai tertinggi. Untuk sesi menyusun Rencana Tindak Lanjut (RTL) dilakukan oleh panitia lokal setelah pengumuman hasil post test. 


5.      Inovasi Daerah dalam Perencanaan dan Penganggaran

Fasilitator memulai dengan quiz berupa pertanyaan yang diajukan kepada peserta. Pertanyaannya yaitu singkatan dari RKPD dan RPJMD. Setelah beberapa orang belum bisa menjawab dengan benar, akhirnya pertanyaan tersebut terjawab juga.
 
Selanjutnya fasilitator melanjutkan sesi ini dengan menjelaskan singkat tujuan yang akan dicapai. Hasil diskusi kelompok pada hari kemarin direview kembali. Fasilitator mengangkat contoh inovasi daerah yaitu Forum Diskusi Musrenbang di Sumedang. Fasilitator kemudian melakukan brainstorming mengenai masalah yang sering terjadi pada musrenbang kampung dan distrik yang terjadi di Sorong Selatan. Dengan melihat masalah yang terjadi dan contoh inovasi dalam modul, peserta secara aktif melakukan diskusi tentang inovasi apa yang bisa dilakukan di daerahnya.

6.      Merencanakan Advokasi

Pada sesi ini peserta diajak untuk mendalami bagaimana merencanakan advokasi. Kisah advokasi yang diangkat berjudul  advokasi dana BOS Daerah (Bosda) di Kota Malang, Budget Tracking anggaran di Kabupaten Lebak dan Hak rakyat miskin atas Kesehatan di Kabupaten Bandung.

Peserta kemudian dibagi menjadi 3 kelompok yaitu pendidikan, kesehatan dan infrastruktur dasar. Setelah itu fasilitator mengajak peserta membaca kisah di modul sesuai dengan sektor masing-masing. Setelah diberikan waktu kemudian fasilitator memberikan pertanyaan yang didiskusikan oleh kelompok masing-masing yaitu :

1.       Apa isu/masalah yang disikapi dalam advokasi ?
2.       Apa tujuan advokasi dari kisah tersebut ?
3.      Bagaimana tahapan advokasi yang dilakukan ?
4.      Siapa pihak-pihak yang terlibat dalam kisah advokasi tersebut ?

Setelah semua kelompok menyampaikan hasil kelompok dan berdiskusi kemudian fasilitator mereview kembali khusus mengenai pengalamannya dalam mengadvokasi jaminan kesehatan di Bandung. Fasilitator menyampaikan juga tentang bagaimana menyusun dan menyampaikan pesan advokasi yang efektif.  




Suasana Kuliah S3

Umumnya, orang akan membayangkan suasana perkuliahan program Doktoral atau Strata Tiga itu menyeramkan. Faktanya, justru suasananya lebih sa...