Anak kami yang kedua diberi nama Hafiz Multazam. Nama ini mengandung makna orang yang diharapkan menjadi penjaga dan pelindung agama serta memiliki sifat mulia. Multazam juga merupakan tempat yang berada diantara pintu kabah dan hajar aswad. Pada saat kami umrah tahun 2019, salah satu doa saya adalah semoga isteri diberikan kesehatan dan kami diberikan momongan lagi. Alhamdulillah doa tersebut dapat terkabulkan. Untuk mengingatnya maka nama belakangnya saya beri nama Multazam.
Hafiz Multazam
lahir Jumat, 4 Desember 2020 pukul 09.45 WIB di RS Mitra Kasih
Cimahi. Pada saat itu proses melahirkan dengan cara SC, karena hasil
pemeriksaan dokter posisi bayi sungsang dan tali ari-arinya melilit ke badan.
Alhamdulillah setelah operasi ibu dan bayi normal. Dokter yang membantu kami yang sebelumnya memeriksan dan memberikan rekomendasi segera melahirkan. Doa saya
panjatkan kepada Allah karena setelah menunggu hampir 9 tahun kami akhirnya dipercaya untuk mendapatkan putra kembali.
Kondisi bayi baru lahir |
Saya masih ingat, saat itu istri masuk ke ruang operasi pukul 09.00 WIB. Saya mengantar masuk dan membantu mengganti pakaiannya dengan baju khusus operasi. Setelah itu saya kemudian dipersilahkan menunggu di luar. Di luar saat itu ada juga orang-orang yang menunggu operasi, tapi jumlahnya tidak banyak.
Setelah menunggu
hampir satu jam, perawat kemudian keluar membawa bayi kami. Waktu itu
saya tidak sadar, namun diingatkan perawat ini bayi dari istri. Lalu saya ikuti ke ruangan bayi. Perawat kemudian membersihkan bayi dan memindahkannya ke tempat tidur bayi. Untuk pertama kali saya
mendengar bayi kami menangis. Sambil melantunkan adzan ke telinga bayi kami, saya berdoa dalam hati memanjatkan puji syukur karena Allah telah mengabulkan doa kami.
Saya kemudian
meninggalkan ruang bayi untuk menghampiri istri saya yang sudah siuman. Istri saat
itu belum terlalu sadar namun dapat mendengar ucapan saya. Saya sampaikan
kepadanya bayi kita laki-laki dan sehat walafiat. Istri kemudian dipindahkan ke
ruangan rawat inap. Disana kami menginap hingga hari Minggu, 7 Januari.
Pada dua hari pertama,
istri saya belum ada ASI. Atas saran bidan, kami
berikan susu formula dulu. Di hari ketiga, ASI sudah ada namun masih sedikit. Kami
masih berikan susu formula untuk asupan gizinya. Hingga pulang ke rumah di
Margaasih, ASI belum juga lancar. Dua hari setelah berada di rumah, atas saran tetangga kami memeriksa bayi ke rumah sakit karena hampir seluruh badannya berwarna kuning. Kami langsung masuk
IGD di RS Mitra Kasih. Bayi dicek darah kemudian diperiksa oleh dokter. Hasil pemeriksaan
dokter, bayi harus dirawat karena zat Bilirubim atau zat warna kuning di dalam
tubuhnya berada di atas normal. Saat itu angkanya 19,4 sedangkan normal adalah
12. Bayi pun masuk ke ruangan dan mendapat perawatan penyinaran.
Setelah hampir lima
hari dirawat di RS, pada hari minggu bidan memberitahu bayi bisa pulang. Hasil cek
darahnya sudah normal. Saat itu, saya dan istri tengah berkunjung ke RS untuk
memberikan ASI. Alhamdulillah tidak terlalu lama di RS, kami pun beranjak
pulang. Istri sangat senang sekali, akhirnya bayi kami bisa pulang. Selama lima
hari itu, saya hampir tiap hari berada di RS. Karena ruang perawatan bayi tidak
boleh ada yang menunggu di dalam, maka tiap hari itu saya berada di ruang
tunggu. Kalau dihitung-hitung, intensitas saya di RS ini kurang lebih 11 hari. Karena
full menunggu, waktu itu saya mengambil cuti sekitar 8 hari, 5 hari cuti
tahunan dan 3 hari cuti istri melahirkan. Untungnya, pimpinan dan teman-teman
di kantor mengerti. Walaupun saat itu banyak deadline pekerjaan yang harus
segera dikerjakan. Saya akhiri dulu tulisan singkat ini, dan mohon doanya ya semoga bayi kami selalu sehat.
Alhamdulillah bayi kami sekarang sudah sehat (usia 21 hari) |
Pangandaran, 30
Desember 2020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar