Kadang saya merasa kasihan kepada beberapa teman sesama aktifis yang 'dimanfaatkan' partai politik demi kepentingan sesaat. Betapa tidak, partai politik sekarang orientasinya sama yaitu bagaimana merebut atau mempertahankan kemenangan. Sedangkan anak muda, masih banyak hal yang mesti dilalui dalam proses kehidupannya dibanding sekedar orientasi yang digadang-gadang parpol.
Parpol tak ubahnya menjadi mesin kaderisasi yang mencetak orang seperti ini dan itu. Ibarat pabrik, dari mulai awal sampai akhir sudah pasti ketahuan hasilnya. Mereka hanya diam, nurut adalah pahala, membantah sama dengan keluar dari takdir baik. Haha sedemikian parah, itu versiku mungkin beda lagi menurut anda.
Sangat disayangkan jika anak-anak muda ini, menjelang pemilukada atau pemilu, ibarat martir-martir yang siap ditembakkan ke mana saja terserah komandan. Walau tak tau kemana diarahkan, kesiapan untuk menjadi martir pun sepertinya sudah menjadi hal yang prestise!
Anak muda haruslah kritis! keberadaban kehidupan tak akan tercipta jika semua hanya seirama, perlu ada evaluasi atas segala hal. Inilah yang disebut dengan peningkatan. Meningkat bukan berarti rangking seperti halnya anak sekolah. Menemukan adanya bolong-bolong dalam masalah kurikulum misalnya, adalah peningkatan juga namanya.
Oh anak muda, janganlah terbaring sakit di pengaduan idealismemu. Gentarkan semangat perjuangan, bahwa hari esok adalah milik kita. Jangan percaya pada orang tua sombong yang tidak peduli dengan generasi muda. Karena kita percaya, bahwa republik ini sudah lama merindukan orang tua yang bijak untuk membimbing kita semua.
Menjadi pemuda dengan segala cita yang ada, tidak pernah menyerah dihadapan kedigdayaan segala bentuk kapitalis dan liberalis. Kita semua sama, punya hak dan kewajiban yang sama untuk menjadikan hidup lebih bermakna. Jadi wahai engkau pemuda, lihatlah kondisi di sekitarmu. jangan hanya memikirkan dirimu saja. Karena niscaya jika engkau memperhatikan orang lain, pastilah hidupmu akan semakin berarti.