Surabaya, 18 Ramadhan 1431 H
Puji syukur ke hadirat Illahi Rabbi, yang telah mempertemukan kita dengan Ramadhan tercinta. Bulan dimana Allah memberikan keberkahan tiada tara, ampunan magfirahnya kepada umat manusia.
Memaknai Ramadhan menjadikan kita senantiasa ingat bahwa setiap orang diciptakan hanya untuk beribadah kepada Allah swt. Apapun hal yang dikerjakannya sekarang, entah pekerjaan, status, kondisi keluarga dll adalah sarana dia untuk selalu dekat dengan sang pencipta dunia beserta isinya.
Ramadhan kali ini, gusti Allah memberikan hadiah padaku. Suatu hal yang menjadikanku semakin dewasa, lebih mengenal apa itu dunia, semakin berusaha untuk tenang dalam menjadi hidup, dan lebih yakin bahwa segala sesuatu telah ada takdirnya di lauhul mahfudz. Niat, Ikhtiar dan tawakal menjadi hal yang harus terpatri dalam diri setiap orang.
Tepat 1 Ramadhan kemarin, Allah memberiku amanah. Istriku hamil satu bulan. Alhamdulillah ditengah segala hal yang mendera, kami bersyukur atas apa yang telah diberikan. Ini anugerah Ramadhan bagi kami berdua, khususnya bagiku yang kedepannya harus bersiap-siap untuk menjadi seorang bapak. Hehe.. seorang bapak. Kadang hati kecilku bertanya, kok secepatnya itu ya. Tapi saya yakin, Allah memberikan sesuatu sesuai dengan kesanggupan hambanya. Diatas satu kesulitan pasti ada dua kemudahan. Ah, kenapa harus risau apalagi kalut. Jalani saja semua yang ada dengan terus bersyukur kepada-Nya. Jalan pasti ada, pertolongan sesungguhnya sangat dekat, hanya kita saja yang terkadang berpikir itu sulit, ini ga bisa.
Rabu,25 Agustus kemarin saya diberi kesempatan oleh Allah untuk kembali melihat begitu sempurna ciptaan-Nya. Terbang dari Bandung ke Surabaya, walau hanya 1 jam 10 menit tapi cukuplah bagiku untuk terus bersyukur. Pesawat yang melintasi kumpulan awan, melihat betapa hijaunya sepanjang pulau Jawa, sungai-sungai, pabrik-pabrik yang mulai memadati daerah pemukiman warga, menjulangnya gunung-gunung. Ah begitu indah pemandangan dari atas.
Tiba di Bandar Internasional Juanda, Surabaya sangat berbeda dengan kondisi di Bandung. Kebersihannya lebih terjaga. Tak lama menunggu disana, karena aku harus segera tiba di lokasi acara. Hotel Ibis. Jl Rajawali. Demikian nama tempatnya. Berada di tengah-tengah bangunan tua Surabaya. Tak jauh dari sana berdiri masjid Sunan Karang Ampel. Jumatan kemarin saya sengaja ke sana. Alhamdulillah bisa berada di shaff ke dua terdepan. Jamaahnya cukup banyak, sampai memadati area luar masjid. Tapi pas hariphari biasa, ternyata jamaah pasariyah lebih banyak daripada yang berada di dalam masjid. Ya, toko-toko yang memadati area sebelum pasar sangatlah banyak. Menjejali stiap orang sebelum masuk pelataran masjid.
Bersambung..
Catatan ringan dari setiap perjalanan. Sekedar mengasah pena agar tak hilang ditelan waktu.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Suasana Kuliah S3
Umumnya, orang akan membayangkan suasana perkuliahan program Doktoral atau Strata Tiga itu menyeramkan. Faktanya, justru suasananya lebih sa...
-
Bandung, 1 Maret 2010 [ketika perjalanan adalah energi untuk terus bergerak] “ Singsingkan lengan baju, hadapi lawan,..dst ”, bagian lagu in...
-
Umumnya, orang akan membayangkan suasana perkuliahan program Doktoral atau Strata Tiga itu menyeramkan. Faktanya, justru suasananya lebih sa...
-
Jum’at, 12 Februari 2010 Ditulis sebagai pengalaman pribadi waktu mengikuti Konferensi Nasional Anggaran Daerah pada 1-5 Februari di Hotel P...
-
Rabu, 31 Maret 2010 Tepat di akhir bulan ini saya mendaftarkan diri untuk mengikuti tes PTESOL (Profiency Test of English to Speakers of Oth...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar